(Vinsens Hayon –Penyuluh Ag
KUPANG,MT- DUNIA kita sedang ada di antara harapan dan kecemasan bahkan tersisip sana-sini rasa takut yang hebat akibat Covid-19. Kita cemas karena virus berbahaya ini masih terus menyerang sampai detik ini, dan dalam situasi cemas ini kita menaru harap pada doa, semoga wabah ini segera berlalu.
Situasi ini tidak jauh berbeda dengan situasi yang dialami Ananias ketika mendengar tentang Saulus yang datang ke Damsyik. Saulus bagai virus-bahaya maut bagi orang-orang yang percaya pada Kristus di sana? Ia menangkap, memenjarakan, dan membunuh, demikian berita tersebar (bdk. KSPB., Kis. 9:10-19).
Ananias sangat takut, cemas, gelisah dengan kedatangan Saulus ke Damsyik. Namun dalam suatu penglihatan –doa khusuk, Tuhan tampak kepada Ananias dan mengatakan kepadanya, Saulus yang ada dalam gambaranmu sebagai “bahaya-virus” yang mematikan, telah kuubah menjadi sarana/ alat pilihanKu untuk memberitakan namaKu bagi bangsa-bangsa” (bdk. Kis 9: 15).
Dengan penglihatan itu, kuasa Tuhan serentak mempersenjatai Ananias dengan "keberanian" untuk menghadapi Saulus. Siap melawan kejahatan –virus/bahaya maut yang selalu ditebarkan Saulus. Membasmi segala pikirannya yang jahat dan mebersihkan hatinya yang penuh dendam. Budinya dibaharui. Matanya dimelekan supaya dia melihat yang benar dan layak, mana perbuatan keji-setan, dan mana tindakan pujian dan hormat yang harus ia lakukan.
Dengan senjata “keberanian” itu, kuasa Tuhan melalui Ananias telah merubah Saulus menjadi sarana pewartaan Kabar Gembira, tentang Tuhan yang bangkit, yang membawa selamat bagi dunia.
Pertanyaan refleksi, “Jika Saulus adalah bahaya-virus mematikan bagi orang-orang percaya di Damsyik, termasuk Ananias, apakah melalui virus korona ini, kuasa Tuhan mau dinyatakan bagi kita.” Apakah virus ini menjadi sarana bagi kita untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, selaku penguasa dan pemilik bumi? Apakah kita percaya RENTANGAN tangan Tuhan akan merangkul kita dan “menjamah” virus ini. Percayakan kita akan kuasa Tuhan ini? Bibel meyakinkan kita, “Jangan kamu tidak percaya lagi. Tetapi Percayalah”, sabda Yesus (bdk. Yoh. 20:19).
Senjata Ananias adalah “berani-keberanian”, apa senjata nyata yang Tuhan berikan kepada kita untuk melawan virus korona? Jika berpikir kontkestual, maka senjata yang Tuhan beri itu berupa; Senjata “Tinggal di rumah saja.” Senjata “jaga jarak aman,” senjata “pake masker jika ke luar rumah, cuci tangan dan perkuat imun tubuh?” Senjata lain adalah kewajiban melapor diri ke pihak kesehatan jika pergi dan pulang dari zona merah. Apabila taat memegang dan menggunakan senjata-senjata ini, Mukjizat Tuhan menjadi nyata ! Virus korona dapat kita babat.
Senjata lain, ciptakan saat “hening’ untuk berjumpa dengan Tuhan dan timbah kekuatan agar mampu memanggul dan menggunakan senjata-senjata itu dalam menumpas Covid-19. Dalam perjumpaan itu ketahuliah kita, “APA” kehendak Tuhan bagi kita di tengah situasi pandemic ini. Semoga ! ***