KUPANG,MT.NET- PEMERINTAH Kota (Pemkot) Kupang, dalam hal ini dr. Herman Man pada siaran pers Biro Humas dan Protokol Setda NTT, Sabtu (02/05) malam kemarin menyampaikan ada 17 warga NTT, 15 dari Kota Kupang dan 2 dari luar telah berkontak dengan 7 pasien covid-19. Ke-17 orang itu telah dipanggil untuk dilakukan tindakan, penanganan medis melalui pemeriksaa Swab.
Pada kesempatan ini, Wakil Wali Kota Kupang meminta supaya masyarakat kota selalu waspada terhadap bahaya virus Corona. Herman Mann mengharapkan warga kota untuk mematuhi protokol-protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh WHO maupun otoritas pemerintah. Harapan dari Pemerintah Kota adalah jangan membuat klaster baru di kota ini.
"Cukup klaster yang dari luar. Jangan tiba-tiba nanti ada perkembangan baru; ada klaster Kupang kenapa klaster Kupang terjadi ? Karena kita tidak patuh di Kota Kupang. Kita warganya tidak disiplin, sudah disuruh jangan berkumpul; jangan berkeliaran tapi warga Kota Kupang masih berkeliaran. Disuruh pakai masker masih banyak yang melanggar. Disuruh jangan berjualan; masih banyak yang melanggar. Kita takut jangan sampai Kota Kupang menjadi klaster baru dan itu amat sangat menyulitkan dalam pelacakan,” tegas dokter Herman.
Pernyataan Wakil Walikota dua periode itu, tidak lain merupakan suatu penegasan, karena 7 kasus covid-19 aktif yang ada sekarang merupakan klaster dari Sukabumi. Sehingga sedapat mungkin warga Kota Kupang taat, tak akan ada klaster Kota Kupang.
Sementara itu untuk sebaran ketujuh kasus atau pasien covid-19 dari 6 kecamatan Kota Kupang, berdasarkan sumber yang diperoleh media mutiaratimur, 5 pasien berasal dari Oebobo, 1 pasien dari Kota Lama dan 1 pasien dari Maulafa. Sementara Kecamatan lain seperti, Alak, Kelapa Lima dan Kota Raja pasien covid-19 belum ada. Tetapi dalam hal OTG hanya ada 1 orang di Alak, kecamatan lain tidak ada. ODP Alak 16, Kelapa Lima 20, Kota Lama 12, Kota Raja 8, Maulafa 30 dan Oebobo 9. Sedangkan PDP hanya ada 1 orang di Kota Lama dan kecamatan lain tidak ada.***